Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku
tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang
menghibur aku
(Mazmur 23 : 4)
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin peristiwa ini
pernah terjadi dalam hidup kita sebagai manusia. Banyak sekali masalah yang bisa
membuat kita terpuruk. Kapasitas masalah setiap orang itu berbeda. Terkadang
orang meremehkan masalah yang kita hadapi dan begitu pula sebaliknya. Kita
harus ingat bahwa setiap kita punya kekuatan yang berbeda dalam menghadapi
masalah. Tetapi terkadang kita merasa Tuhan itu tidak adil. Mengapa saya
mengalami hal buruk ini? mengapa saya harus mengalami sakit? Mengapa saya harus
kecewa dengan pasangan saya? Mengapa saya tidak mendapat pekerjaan yang layak
dimasa depan saya? Mengapa saya harus mengalami kegagalan yang tiada hentinya?
Ketika kita melihat kehidupan orang lain begitu mulus kita pasti akan bertanya
“mengapa harus saya Tuhan?”
Pertanyaan itu pun saya pernah ajukan buat Tuhan.
Mengapa harus saya Tuhan? Tidak masalah kalau dari kecil saya tidak
berprestasi, tidak jadi masalah kalau saya terlambat wisuda, tidak jadi masalah
kalau saya lama mendapat pekerjaan, bahkan tidak jadi masalah kalau pun saya
ternyata bertepuk sebelah tangan dari seseorang yang saya suka selama 10 tahun.
Semua hal buruk itu saya terima dan saya selalu berharap dimasa depan (entah kapan pikirku) saya akan
diberkati karena kesabaran saya.
Tapi Tuhan berkata lain, saya merasa ini bukan jatuh
tertimpa tangga tetapi ribuan tangga sehingga saya tidak akan bisa bangkit
lagi. Saya didiagnosa menderita Leukimia.
Penyakit kanker darah yang bahkan keturunan dari mama dan papaku pun tidak ada.
Saya terbaring selama dua bulan di rumah sakit menjalani kemoterapi yang
menyakitkan. Semuanya saya lalui dengan hati yang benar-benar berserah. Saya
tidak bertanya lagi mengapa harus saya Tuhan? Bagi saya hari-hari yang saya
bisa lalui adalah suatu anugerah.
Ketika saya merasakan sakit yang saya bayangkan adalah
Salib Tuhan Yesus. Bagaimana Dia dicambuk, disiksa, bahkan sampai digantung
diatas kaya salib tetapi tidak sekalipun Dia mengeluh. Semuanya Dia lakukan
dengan penuh cinta kasih. Saya berpikir rasa sakit yang saya alami tidak akan
pernah sebanding dengan penderitaan Tuhan Yesus. Itulah yang membuat saya kuat
menjalani kemoterapi.
Lalu saya mengingat mazmur 23 : 4 , Sekalipun aku harus berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut
bahaya, sebab Tuhan besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku. Saya tidak peduli berapa banyak masalah dan persoalan yang akan
terjadi nanti dalam hidup saya, yang saya harus ingat bahwa Tuhan selalu
menyertai saya bahkan Dia sendiri yang akan menghibur saya.
Selama saya menjalani pengobatan, banyak sekali kasih
karunia yang saya dapatkan dari banyak orang, baik itu dari keluarga besar
saya, sahabat-sahabat saya, persekutuan gereja dan semua orang mengasihi saya.
Saya boleh kuat menjalani hari-hari saya karena kekuatan Doa dari mereka bahkan
Tuhan pun memberikan berkat kepada saya yaitu saya telah diangkat menjadi
pegawai tetap disebuah perusahaan ternama.
Saudara/i ku jangan pernah menyerah dalam
perjuanganmu, hidup ini terlalu singkat maka lakukanlah yang terbaik. Jangan
pernah takut dan kecewa dengan masalah yang kau hadapi, sesungguhnya itu adalah
kunci untuk membuka pintu berkat di masa yang akan datang. Dalam pergumulan
yang kau hadapi ingatlah bahwa Tuhan yang akan selalu menghiburmu (bahkan
membuatmu selalu tertawa).
Seperti pelangi sehabis
hujan itulah janji setia-Mu Tuhan di balik duka ku telah menanti harta yang tak
ternilai dan abadi….amin.
_ernhis silalahi_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar